Senin, 20 Januari 2014

Empowerment stress dan konflik



Empowerment stress dan konflik
A.    Defenisi Empowerment , Kunci efektif Empowerment,
            Empowerment adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat “people centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1988).
           
    Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu kelompok atau kapasitas individu untuk membuat pilihan yang efektif, yaitu, untuk membuat pilihan dan kemudian mengubah pilihan-pilihan dalam tindakan yang diinginkan dan hasil (Alsop et al, 2006:10). (Pemberdayaan didefinisikan sebagai nama kelompok atau individu KAPASITAS untuk membuat pilihan Yang efektif, yaitu untuk membuat pilihan Dan kemudian mentrnsformasikan pilihan nihil Ke Dalam, tindakan Dan REVENUES Yang diharapkan).

    Pemberdayaan melibatkan perubahan kualitatif . Pengukuran numerik yang tepat dari jenis yang digunakan untuk menangkap perubahan dalam produksi, konsumsi dan pendapatan , tidak dapat diterapkan pada perubahan yang terjadi sebagai hasil dari pemberdayaan . Pemberdayaan melibatkan proses yang di dilakukan oleh individu atau kelompok , yang mengarah ke perubahan dalam tingkat kontrol yang mereka miliki atas aset tertentu , ditambah perubahan dalam hubungan mereka dengan orang lain ( Bartlett , 2004:12 ) .

    Pemberdayaan melibatkan proses. Beberapa transformasi dapat terjadi dalam waktu beberapa jam , tapi lain waktu bertahun-tahun ( Bartlett , 2004:12 ) .

    Proses pemberdayaan berarti transisi dari keadaan ketidakberdayaan ke keadaan kontrol lebih besar atas kehidupan , nasib , dan lingkungan seseorang. Proses ini bertujuan untuk mengubah tiga dimensi dari kondisi sosial , yaitu , untuk membawa perubahan dalam : perasaan dan kapasitas masyarakat , kehidupan kolektif yang mereka milik , dan praktek profesional yang terlibat dalam situasi tersebut ( Sadan , 2004:13 ) .

Empowerment memerlukan individu bertanggungjawab dalam menyiapkan keseluruhan tugas. Pekerja bertanggungjawab sepenuhnya dan accountable kepada tugasan atau kuasa yang telah diserahkan kepadanya. Dalam perkataan lain, empowerment menjurus kepada perluasan bidang kerja terutama dari sudut interaksi dan kebergantungan dengan pihak lain dalam organisasi (Besterfield, D.H et al. 2003:96).

B.     Daftar Pustaka :




Empowerment, Stress Dan Konflik


F. Defenisi Konflik
            Menurut Nardjana (1994), Konflik yaitu akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)
Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) yaitu : “Conflict is a situation which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or experience some emotional antagonism with one another”.
            Konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
            Menurut Stoner (dalam Wahyudi, 2006), Konflik organisasi ialah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
Menurut Daniel Webster (dalam Pickering, 2001), mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan.
G. Jenis-jenis Konflik
            Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
            1. Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang          memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
            2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan kepentingan     atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan,       bidang kerja dan lain-lain.
            3. Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara          individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan       kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
            4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe             konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf,      pekerja dan pekerja.
            5. Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.

H. Proses Konflik
                        Proses Terjadinya Konflik Menurut Beberapa Para Ahli :
            Menurut Hendricks, W.(1992) prose terjadinya konflik terdiri dari 3 tahap :
            1.      Peristiwa sehari-hari , yaitu ditandai dengan adanya individu meresa tidak puas atau             jengkel terhadap lingkungan  kerja.
            2.      Adanya tantangan, yaitu apabila terjadi masalah, individu saling mempertahankan    pendapat mereka masing-masing dan menyalahkan pihak lain. Masing-masing anggota           menganggap perbuatan yang dilakukan sesuai dengan standar dan aturan aaaaorganisasi.
            3.      Timbulnya pertentangan, yaitu pada tahap ini masing-masing  individu atau   kelompok bertujuan untuk menang dan mengalahkan kelompok lain.
                        Menurut Kenneth Thomas (Owens, 1991). Kenneth Thomas mengemukakan          episode gerak konflik digerakkan oleh perasaan frusttasi (kekecewaan) dari suatu kelompok karena aksi pihak lain, misalnya : penolakan permintaan, pertentangan atau       penghinaan, sehingga masing-masing kelompok menyadari adanya konflik dan      memasuki tahap konsepstualisasi, dan proses terjadi secara subjeytif. Selanjutnya, tinggi    atau rendahnya konflik bergantung pada persaingan, keterbukaan dan kepekaan yang    dimiliki oleh masing-masing kelompok. Sedangka hasill (outcome) merupakan proses       terakhir dari tahapan konflik yang berupa ; frustasi, sikap permusuhan, motivasi kkera,   atau produktivitas kerja. Hasil akhir dari prilakku yang dimaksud akan berpengaruh pada    episode berikutnya.
                        Menurut Terry , G. R. (1986). Menjelaskan bahwa, konflik pada umumnya             mengikuti  pola yang teratur yang ditandai timbulnya krisis, selanjutnya terjadi        kesalahpahaman antar individu maupun kelompok, dan konfrontasi menjadi pusat      perhatian, pada tahap berikutnya krisis dialih untuk diarahkan dan dikelola.

            Menurut Louis R.Pandy mengukapkan proses konflik terdiri dari 5 tahap :
            1. Tahap I konflik laten yaitu tahap munculnya factor-faktor penyebab konflik dalam                    organisasi yaitu :
                        a.Saling ketergantungan kerja
                        b.Perbedaan tujuan dan prioritas
                        c. Perbedaaan status
                        d. Sumber daya yang terbatas
            2.Tahap II konflik yang dipersepsikan (konflik yang dirasakan) , pada tahap ini salah         satu pihak memandang pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaina    tujuan.
            3.Tahap III Konflik yang dirasakan, pada tahap ini konflik tidak sekedar  dipandang         ada, akan tetapi benar-benar sudah dirasakan.
            4.Tahap IV konflik yang dimanifestasikan, pada tahap ini prilaku tertentu sebagai indicator konflik sudah mulai ditunjukan, seperti adanya sabotase, agresi terbuka,    konfrontasi, rendahnya kenerja dan lain-lainnya.
            5.Tahap V konflik Aftermath, jika konflik benar-benar  diselesaikan maka hal itu   akan     meningkatkan hubungan  para anggota organisasi. Hanya jika penyelesaian tidak   tepat    maka akan timbul konflik baru.

Daftar Pustaka :
·         jurnal:PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS, manajemen (www.ipdn.ac.id)
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan Manajemen
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar